Teknologi AI Ditetapkan Masuk Kurikulum Sekolah 2025, Indonesia Siap Hadapi Revolusi Digital
Berita Dunia -Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) secara resmi mengumumkan bahwa mulai tahun ajaran 2025/2026, pembelajaran mengenai Kecerdasan Buatan (AI) akan menjadi bagian dari kurikulum nasional untuk jenjang pendidikan menengah pertama dan atas.
Langkah ini dianggap sebagai tonggak penting dalam upaya mempersiapkan generasi muda menghadapi dunia kerja masa depan yang kian terdigitalisasi. Menteri Nadiem Makarim menyebut kebijakan ini sebagai bagian dari program “Merdeka Digital Belajar” yang bertujuan menjadikan siswa tidak hanya sebagai pengguna, tetapi juga pencipta teknologi.
Materi AI Masuk ke Pelajaran Informatika
Dalam konferensi pers di Kantor Kemendikbudristek, Nadiem menjelaskan bahwa materi AI akan masuk ke dalam mata pelajaran Informatika. Topik-topik yang akan dikenalkan meliputi logika pemrograman, pengenalan algoritma, machine learning dasar, etika penggunaan AI, dan proyek sederhana seperti chatbot atau sistem rekomendasi.
"Ini bukan hanya soal teknologi. Ini soal kesiapan mental, nalar kritis, dan kreativitas anak-anak kita untuk hidup di dunia yang berubah sangat cepat," ujar Nadiem.
Kolaborasi dengan Perusahaan Teknologi Dunia
Untuk mendukung pelaksanaan program ini, pemerintah telah menandatangani nota kesepahaman dengan berbagai perusahaan teknologi besar seperti Google, Microsoft, dan perusahaan rintisan dalam negeri seperti Ruangguru dan Dicoding. Mereka akan menyediakan pelatihan bagi guru, modul pembelajaran interaktif, serta sertifikasi gratis untuk siswa.
Microsoft Asia-Pacific Education Director, Lin Yi, yang hadir secara virtual dalam acara peluncuran, menyatakan dukungannya terhadap langkah Indonesia ini. “Indonesia menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang paling progresif dalam mengintegrasikan AI ke dalam pendidikan,” katanya.
Guru Dapat Pelatihan Intensif
Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah kesiapan tenaga pendidik. Untuk itu, Kemendikbudristek menggandeng 15 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) untuk menyelenggarakan pelatihan intensif bagi guru-guru Informatika mulai bulan Juni mendatang.
Program pelatihan ini mencakup pembelajaran tentang prinsip dasar AI, penggunaan tools berbasis AI dalam pendidikan, serta studi kasus penerapan AI di berbagai bidang. Targetnya, minimal 20.000 guru telah tersertifikasi pada awal tahun ajaran baru.
Respon Masyarakat Beragam
Langkah ini mendapat tanggapan beragam dari masyarakat. Banyak yang mengapresiasi keputusan ini sebagai upaya modernisasi pendidikan. Namun, sebagian orang tua murid dan aktivis pendidikan menyuarakan kekhawatiran soal ketimpangan akses di daerah.
“Di kota besar mungkin lancar, tapi bagaimana dengan siswa di pelosok yang bahkan sinyal internet masih terbatas?” ujar Fitriani, Ketua Forum Orang Tua Peduli Pendidikan. Ia berharap pemerintah juga memperkuat infrastruktur digital di daerah terpencil agar program ini tidak menciptakan kesenjangan baru.
Masa Depan Pendidikan Indonesia
Program ini dipandang sebagai salah satu langkah kunci untuk mendorong transformasi digital Indonesia. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, penguasaan teknologi digital oleh generasi muda menjadi salah satu indikator utama pembangunan sumber daya manusia.
Banyak pengamat pendidikan menyebut bahwa jika implementasi program ini berhasil, Indonesia bisa memiliki talenta digital lokal yang mumpuni dan tidak selalu bergantung pada tenaga asing.
Tidak ada komentar: