Conte Sentil De Bruyne: “Kalau Marah Bukan Karena Skor, Salah Alamat!”


 
Berita Dunia - Ketegangan antara pelatih Antonio Conte dan gelandang Kevin De Bruyne makin memuncak setelah insiden substitusi dalam laga Napoli vs AC Milan. Conte dilaporkan memberikan ultimatum tegas kepada De Bruyne: jika kemarahannya tidak karena hasil pertandingan, maka dia “salah alamat”.


Kronologi Insiden


Pada laga Serie A itu, De Bruyne telah mencetak gol lewat penalti dan sempat menyamakan skor 1–1 untuk Napoli setelah Milan tertinggal pemain karena kartu merah. Namun pada menit ke-72 Conte memutuskan mengganti De Bruyne sebagai bagian dari perubahan taktis untuk menambah tenaga di lini serang. De Bruyne terlihat kecewa dan mengeluarkan gestur ke bench sebelum meninggalkan lapangan.


Conte menanggapi kejadian tersebut dalam konferensi pers setelah pertandingan. Ia menyatakan bahwa keputusan substitusi adalah untuk menyegarkan tim dan menghadapi tekanan lawan. Mengenai perlawanan De Bruyne, Conte berkata:


“Saya berharap dia marah karena skor, karena kalau marah karena hal lain — dia memilih orang yang salah."


Respon Conte & Aturan Tim


Conte menegaskan bahwa dia tidak akan membiarkan keluhan serupa terulang lagi. Ia menekankan prinsip disiplin di dalam tim, dan bahwa setiap pemain, tak terkecuali bintang besar, harus menghormati keputusan manajerial. “Saya tidak akan mengizinkan ada keluhan kedua dari De Bruyne atau pemain lain,” kata Conte.


Kontroversi ini bukan kali pertama De Bruyne dipertanyakan atas reaksinya terhadap pergantian. Sebelumnya ia juga dicadangkan atau diganti di beberapa pertandingan, dan reaksi emosionalnya sudah menjadi sorotan media.



Implikasi untuk Hubungan Pelatih-Pemain


Situasi ini menggarisbawahi konflik klasik antara otoritas pelatih dan kebebasan pemain. De Bruyne datang ke Napoli setelah karier panjang di Manchester City, dengan reputasi sebagai playmaker top dunia. Namun Conte sebagai pelatih baru menegaskan bahwa tak ada toleransi untuk ego individual yang mengganggu keharmonisan tim.


Beberapa analis menyebut bahwa momen seperti ini bisa memicu “tension kreatif” yang tetap dibutuhkan dalam tim besar, asalkan disalurkan dengan komunikasi terbuka.


Namun, jika konflik tidak cepat diselesaikan, bisa berdampak negatif terhadap atmosfer skuad dan performa di lapangan—terutama dalam persaingan ketat kompetisi Serie A dan Liga Champions.

Antonio Conte telah memberi sinyal kuat: tak ada ruang untuk keributan emosional yang menyusul keputusannya sebagai pelatih. Kevin De Bruyne, meski memiliki status tinggi sebagai pemain, dipanggil untuk menyesuaikan diri dalam struktur kesepakatan tim dan menghormati disiplin. Bagaimana respons De Bruyne di laga-laga berikutnya akan menjadi sorotan utama publik dan media sepak bola.


WA: +62 82161535833
Telegram: Vivo7bet
IG : Vivo7betOfc

Tidak ada komentar: