Dua Faktor yang Bikin Liverpool Jor-joran di Bursa Transfer Musim Panas 2025

Berita Dunia - Liverpool menjadi sorotan publik dan media usai menggelontorkan belanja besar di bursa transfer musim panas 2025. Dua faktor utama yang mendorong strategi agresif ini: lonjakan pendapatan klub dan model penjualan aset cerdas yang mendanai investasi.

1. Lonjakan Pendapatan Rekor Setelah Musim Sukses

Setelah meraih gelar Premier League musim lalu, Liverpool menikmati lonjakan pendapatan yang signifikan—termasuk bonus juara, hak siar, dan kesepakatan komersial baru. Total pendapatan mereka diyakini melampaui £700 juta, sekitar £100 juta lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Belum lagi proyek perluasan kapasitas stadion Anfield, yang kini melebihi 61.000 penonton, mengerek pemasukan ke tingkat yang memadai untuk mendanai transfer besar.

2. Penjualan Pintar yang Menambah Likuiditas Realistis

Liverpool juga mempraktikkan model keuangan cermat: penjualan pemain akademi dan pemain yang tidak masuk rencana utama—seperti Luis Díaz, Darwin Núñez, Harvey Elliott, dan Caoimhín Kelleher—menghasilkan pendapatan bersih yang sangat besar. Ini mempermudah klub membiayai transfer marquee tanpa menambah beban keuangan.

Hasilnya, Liverpool memiliki struktur biaya seimbang meski tetap mengeluarkan dana besar untuk pemain baru. Salah satu analis menyebut bahwa mereka masih mencatat keuntungan bersih dalam musim 2025–26, meski investasi transfer secara total bisa mencapai ratusan juta poundsterling.

Belanja Besar dengan Rencana Jangka Panjang

Masuk erat dengan kedua faktor di atas, Liverpool memang merencanakan jangka panjang di bawah pelatih baru Arne Slot, yang mengusung gaya permainan pressing dinamis. Oleh karena itu, transfer besar seperti Florian Wirtz (±£116 juta), Hugo Ekitike (±£69–79 juta), hingga prospek Alexander Isak (±£125 juta) bukan hanya reaktif, tetapi sebagai pondasi strategi kompetitif berkelanjutan.

Menguatkan Dominasi dan Persiapan untuk Liga Champions

Musim depan, Liverpool ingin mempertahankan dominasi Premier League dan tampil kompetitif di Liga Champions. Dengan mendatangkan pemain berkualitas, mereka juga mengurangi ketergantungan pada salah satu pemain inti—seperti Mohamed Salah, yang tidak akan selalu tersedia—dengan memperkuat kedalaman skuad.