AHY Ajak Anak Muda Bikin Koalisi Besar untuk 2045 , Maksudnya apa?

 




Berita Dunia - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY meminta para pemuda membentuk koalisi besar sebelum 2045. Menurutnya, koalisi ini berbeda dengan koalisi pemilu 2024. Apa maksudnya? 

 Undangan ini disampaikan AHY dalam diskusi  yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) "Indonesia Net-Zero Summit 2023 National Climate Conference" di Ballroom Teater Jakarta, Jakarta. Rakornas dibuka oleh Presiden dan Founder FPCI Dino Patti Djalal dan dihadiri oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Walikota Bogor Bima Arya.



AHY awalnya bicara terkait adanya kegelisahan dan kekhawatiran dari anak-anak muda Indonesia karena minimnya komitmen tokoh-tokoh politik terhadap lingkungan. Dia pun menyebut banyak anak-anak muda di berbagai kesempatan memberikan pesan, kalau mereka ingin hidup layak, tidak ingin menjadi pengungsi iklim pada tahun 2045


"Kita di partai politik kan lagi berusaha membangun koalisi untuk 2024, tapi kita harus bersatu untuk koalisi net zero (emission)," kata AHY seperti dalam keterangannya, Senin (26/6/2023).


Secara khusus, AHY mengajak anak-anak muda berperan aktif sebagai agen perubahan untuk perbaikan iklim dan lingkungan hidup. Dia menyebut mengabaikan perubahan iklim berarti mengabaikan masa depan generasi berikutnya.


"Bicara bumi kita artinya itu menjadi survival interest seluruh bangsa di dunia, dan kita semua harus menjadi bagian dari itu, terutama anak-anak muda harus menjadi agen perubahan karena jika kita mengabaikan perubahan iklim, berarti mengabaikan generasi muda dan anak cucu kita," ujar AHY.


Lebih lanjut, AHY pun menegaskan sikapnya selaku ketua umum partai terkait isu perubahan iklim dan lingkungan ini. Dia lantas menyoroti beberapa Undang-Undang yang justru mengabaikan lingkungan hidup.


"Sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, saya memiliki komitmen kuat terhadap agenda perubahan iklim. Ini tercermin dari sikap tegas politik Partai Demokrat dalam menolak UU Minerba dan UU Cipta Kerja yang memuat pasal-pasal yang justru mengorbankan kelestarian lingkungan hidup," jelas AHY.


"Yang jelas kita berharap kebijakan dan regulasi yang dilahirkan dalam iklim yang demokratis itu benar-benar berpihak pada lingkungan, berpihak pada iklim. Jangan hanya di atas kertas, harus konsisten antara kebijakan regulasi dan implementasinya. Kita harap koalisi besar lingkungan ini bisa terwujud," lanjutnya.



Tidak ada komentar: