Bank Indonesia Turunkan Suku Bunga, Ekonomi Nasional Didorong di Tengah Ketidakpastian Global

Berita Dunia - Bank Indonesia (BI) resmi menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50% pada Rabu (21/5), menandai dimulainya kembali pelonggaran moneter setelah tiga kali pertemuan sebelumnya mempertahankan suku bunga. Langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal seperti tarif impor dari Amerika Serikat.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa keputusan ini konsisten dengan proyeksi inflasi yang rendah dan terkendali pada 2025 dan 2026, serta bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, BI juga menurunkan suku bunga fasilitas simpanan dan pinjaman masing-masing menjadi 4,75% dan 6,25%

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2025 tercatat sebesar 4,87%, yang merupakan laju terendah dalam lebih dari tiga tahun terakhir. BI merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi kisaran 4,6% hingga 5,4%, di bawah target pemerintah sebesar 5,2%.

Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan target ambisius untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada akhir masa jabatannya pada 2029. Namun, beberapa analis dan lembaga pemeringkat seperti Fitch Ratings menyatakan skeptisisme terhadap pencapaian target tersebut mengingat ketidakpastian perdagangan global dan perlambatan ekonomi domestik.

Nilai tukar rupiah sempat mencapai titik terendah pada April lalu akibat ketegangan perdagangan global, namun telah menguat lebih dari 3% berkat intervensi BI dan perbaikan kondisi pasar. BI menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan mendukung pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan moneter yang akomodatif.

Dengan langkah ini, BI berharap dapat memberikan stimulus tambahan bagi perekonomian nasional yang tengah menghadapi tantangan eksternal, serta memperkuat daya tahan ekonomi Indonesia di tengah dinamika global yang terus berubah